Perawat Pintar

Minggu, 09 Januari 2022

Anatomi dan Fisiologi Mata

Anatomi dan Fisiologi Mata



 

A.    Definisi

Mata adalah suatu bola berisi cairan yang terbungkus oleh tiga lapisan jaringan khusus. Mata merupakan organ yang diciptakan Tuhan dan termasuk salah satu organ vital yang penting nilainya. Manusia dapat memperoleh informasi sebanyak 80% hanya dengan melihat (Kurmaselaet al. 2013). Mata berbentuk seperti bola, kecuali tonjolan yang berada didepan mata yaitu tempat masuknya cahaya. Bagian luar mata terdapat sebuah lapisan putih dan kaku, keras disebut sclera. Daerah tonjolan mata terdapat lapisan transparan yang dilewati cahaya disebut dengan kornea (Syaifuddin, 2012). Mata terletak dalam bantalan lemak yang dapat meredam goncangan. Diameter bola mata manusia ± 2,5 cm. Mata dapat bekerja secara efektif menerima cahaya dengan rentang intensitas yang sangat lebar sekitar 10 milyar cahaya.

 

B.     Struktur Mata

Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut nervus optikus, mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak, untukditafsirkan, anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu: (Syaifuddin, 2012)

1.     Adneksa Mata

 

Jaringan bagian pendukung mata yang terdiri dari beberapa bagian mata seperti :

 

a.     Kelopak mata

 

Bagian pelindung bola mata karena berfungsi sebagai proteksi mekanis pada bola mata anterior yang menyebarkan air mata ke konjungtiva dan kornea sehingga dapat mencegah mata menjadi kering. Kelopak mata memiliki rambut/bulu yang tumbuh tepi kelopak. Kelopak mata memiliki kulit yang lebih tipis dibandingkan dengan kulit pada bagian tubuh lainnya (Cameron et al. 2006). Kelopak mata terdiri dari jaringan fibrosa yang ditutupi kulit dan dibatasi oleh membran mukosa. Bagian tepi kelopak ditumbuhi rambut (bulu mata) yang mencegah masuknya debu, serangga (Cameron et al, 2006).

Pada kelopak mata terdapat otot-otot orbicularis dimana otot polos ini dipersarafi oleh sistem saraf simpatis, sehingga jika terjadi kerusakan oleh persarafan simpatis akan terjadi ptosis ringan. Tepi kelopak mata merupakan sambungan mukotan, sambungan ini mengandung muara kelenjar minyak Meibom yang terletak di lempeng tarsal. Kelenjar ini mensekresi komponen lipid dari film air mata. Bagian medial pada kelopak mata atas dan bawah dimana dua pungta kecil membentuk bagian awal sistem drainse lakrimal membentuk kanalikulus komunis sebelum memasuki sakus lakrimalis. Duktus nasolakrimalis berjalan dari sakus ke hidung. Drainase air mata merupakan proses aktif, setiap kedipan kelopak mata akan membantu memompa air mata melalui sistem ini (James, Chew dan Bron, 2006).

2.        Bola Mata

 

a.         Konjungtiva

 

Merupakan bagian terluar boa mata yang memiliki pembuluh darah. Membrane mukosa (selaput lendir) yang melapisi kelopak dan melindungi bola mata bagian luar. Konjungtiva terbagi menjadi 2 (dua) yaitu konjungtiva palpebral (melapisi kelopak mata) dan konjungtiva bulbi (menutupi bagian depan bola mata). Konjungtiva berfungsi sebagai proteksi pada sclera dan memberi pelumas pada bola mata (Gul, 2007).

a.      Kornea

 

Merupakan selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat mengganggu penglihatan. Jendela bening yang melindungi struktur halus yang berada dibelakangnya serta membantu memfokuskan bayangan pada retina. Kornea memiliki ketebalan ± 0,5 mm dan tidak mengandung pembuluh darah (Syaifuddin, 2012). Kornea memfokuskan bayangan dengan membiaskan atau membelokkan berkas cahaya. Besarnya pembiasan (refraksi) bergantung pada kelengkungan permukaannya dan kecepatan cahaya pada lensa dibandingkan pada benda sekitar (indeks bias relatif). Indeks bias hampir konstan untuk semua kornea, tetapi kelengkungan cukup bervariasi pada setiap orang dan berperan besar dalam gangguan penglihatan. Kornea yang terlalu melengkung mata akan berpenglihatan dekat, sedang jika kelengkungan pada kornea kurang maka mata akan berpenglihatan jauh. kelengkungan yang tidak merata akan menyebabkan astigmatisme (Cameron et al, 2006).

b.     Sklera

 

Jaringan ikat dengan serat yang kuat berwarna putih di bawah konjungtiva serta merupakan bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola mata (Gul, 2007). Sklera terbentuk dari serabut kolagen yang saling berkaitan dengan lebar yang berbeda-beda, terletak diatas substansi dasar dan dipertahankan oleh fibrolas. Ketebalan sclera bervariasi, 1 mm disekitar papil saraf optic dan 0,3 mm tepat di posterior insersi otot (James, Chew dan Bron, 2006).

c.      Retina

 

Retina merupakan mekanisme persyarafan untuk penglihatan. Retina memuat ujung-ujung nervusoptikus bila sebuah bayangan tertangkap (tertangkap oleh mata) maka berkas-berkas cahaya benda yang dilihat, menembus kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus guna merangsang ujung-ujung saraf dalam retina. Rangsangan yang diterima retina bergerak melalui traktus optikus menuju daerah visuil dalam otak, untuk ditafsirkan. Kedua daerah visuil menerima berita dari kedua mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk (Syaifuddin, 2012). Sel Kerucut pada retina bertanggung jawab untuk penglihatan siang hari, sel-sel ini terkonsentrasi di fovea yang bertanggung jawab untuk penglihata detail seperti membaca huruf kecil. Sel batang berfungsi pada penglihatan malam hari, sel-sel ini sensirif terhadap cahaya dan tidak seperti sel kerucut yang memberikan sinyal informasi panjang gelombang (warna). Sel batang menyusun sebagian besar fotoreseptor diretina bagian lainnya (James, Chew dan Bron, 2006).

d.     Uvea

 

Lapisan vascular di dalam bola mata yang terdiri dari 3 bagian yaitu iris, korpus siliar dan koroid. Iris membentuk pupil di bagian tengahnya, suatu celah yang dapat berubah ukurannya dengan kerja otot sfingter dan dilator untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke mata. Lapisan yang dapat bergerak untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata .Iris memiliki lapisan batas anterior yang tersusun dari fibroblast dan kolagen serta stroma selular dimana otot sfingter terletak di dalamnya yang dipersarafi oleh sistem saraf parasimpatis (James et al, 2006).

Badan siliar berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi bilik mata, sedangkan koroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi nutrisi pada bagian mata (Gul, 2007). Proses akomodasi dipengaruhi oleh M.Ciliaris, dimana otot ini berperan untuk berkontraksi sehingga terjadi pengenduran dari Zonula zinnia yang berakibat pencembungan lensa karena elastisitasnya, sehingga menambah kekuatan refraksinya. Otot siliaris dipersarafi oleh sistem parasimpatis (James, Chew dan Bron, 2006). Koroid dibentuk oleh arteriol, venula dan anyaman kapiler padat. Membrane dasarnya dengan membrane dasar epitel pigmen retina membentuk membrane Bruch yang aselular berfungsi sebagai sawar difusi antara koroid dan retina.Koroid berada diantara sclera dan retina yang juga merupakan lapisan gelap kecoklatan, warna gelap ini berfungsi untuk mencegah refleksi (pantulan sinar). Bagian ini mengandung banyak pigmen dan pembuluh darah, berfungsi sebagai penyedia nutrisi dan oksigen (James, Chew dan Bron, 2006).

e.      Pupil

 

Lubang tempat cahaya masuk ke dalam mata, dimana lebarnya diatur oleh gerakan iris. Bulatan hitam yang ada di tengah-tengah adalah pupil. Bila cahaya lemah iris akan berkontraksi dan pupil melebar (midriasis) yang dipengaruhi oleh saraf simpatis sehingga cahaya yang masuk lebih banyak. Sedangkan bila cahaya kuat iris akan berelaksasi dan pupilmengecil (miosis) sehingga cahaya yang masuk tidak berlebihan, dipengaruhi oleh saraf parasimpatis. Pupil sebagai pengatur kebutuhan cahaya yang diperlukan (Gul, 2007).

f.      Lensa mata

 

Struktur biologis yang tidak umum. Transparan dan cekung, dengan kecekungan terbesar berada pada sisi depan. Lensa adalah organ fokus utama, yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang jelas pada retina (Syaifuddin, 2012). Lensa merupakan elemen refraktif terpenting kedua pada mata setelah kornea, dimana lensa disangga oleh serabut zonula yang berjalan diantara korpus siliaris dan kapsul lensa. Serabut zonula ini metransmisikan perubahan pada otot siliaris sehingga membuat lensa mengubah bentuk dan kekuatan refraksinya. Pertambahan usia akan membuat serabut yang letaknya di dalam akan kehilangan nucleus dan organel intraselulernya (James, Chew dan Bron, 2006).


 

3.        Rongga Orbita

 

Rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-tulang yang kokoh. Otot- otot bola mata masing-masing bola mata mempunyai 6 (enam) buah otot yang berfungsi menggerakkan kedua bola mata secara terkoordinasi pada saat melirik (Syaifuddin, 2012). Otot – otot mata ada enam macam yang berfungsi sebagai penggerak bola mata membuat gerakan bola mata bersifat ritmis dan harmonis yaitu:

a.     Musculus rektus internus (medius), otot mata yang menggerakkan bola mata ke arah medial

b.    Musculus rektus externus (lateralis), otot mata yang menggerakkan bola mata ke arah lateral/temporal. Pada saat berkontraksi menyebabkan mata menjadi axis (abduksi).

c.     Musculus rektus superior, otot mata yang berfungsi menarik bola mata ke atas

 

d.     Musculus rektus inferior, otot mata ini berfungsi menarik bola mata ke bawah

 

e.     Musculus oblique superior, otot mata ini berfungsi untuk menarik bola mata ke arah nasal bawah dan menyebabkan mata berputar ke arah dalam (endorotasi)

f.      Musculus oblique inferior, berfungsi menarik bola maat ke arah nasal atas dan menyebabkan mata berputar keluar (eksirotasi).

 

C.    Fisiologi

(Sharewood, 2015)

Gambar 1 Anatomi Mata

Berdasarkan gambar 1 anatomi mata dari bagian paling luar hingga paling dalam, lapisan-lapisan tersebut adalah sklera/kornea, koroid/badan siliaris/iris, retina. Sebagian besar bola mata ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan ikat, sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di sebelah anterior, lapisan luar terdiri dari kornea transparan, yang dapat ditembus oleh berkas cahaya untuk masuk ke interior mata. Lapisan tengah di bawah sklera adalah koroid yang berpigmen banyak dan mengandung banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi bagi retina. Lapisan koroid di sebelah anterior mengalami spesialisasi membentuk badan siliaris dan iris. Lapisan paling dalam di bawah koroid adalah retina, yang terdiri dari lapisan berpigmen di sebelah luar dan lapisan jaringan saraf di sebelah dalam. Lapisan jaringan saraf mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Seperti dinding hitam sebuah studio foto pigmen di koroid dan retina menyerap sinar setelah sinar mengenai retina untuk mencegah pantulan atau pembuyaran sinar di dalam mata. Rongga posterior yang lebih besar antara lensa dan retina mengandung bahan cair mirip gel, cairan vitreous.. Cairan vitreous membantu mempertahankan bentuk bola mata tetap bulat. Rongga anterior antara kornea dan lensa mengandung cairan jernih encer, cairan aqueous. Cairan aqueous membawa nutrien bagi kornea dan lensa. Cairan ini mengalir ke suatu kanalis di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah (Sharewood, 2015).


 

(Guyton & Hall, 2014)

Gambar 2 Kedalaman Fokus Lensa

 



Jumlah cahaya yang masuk ke mata ditingkatan pada saat gelap dan dikurangi pada waktu terang oleh kontrol iris. Jumlah cahaya yang memasuki mata melalui pupil sebanding dengan luas pupil atau kuadrat diameter pupil. Diameter pupil manusia dapat mengecil sampai 1,5 mm dan membesar hingga 8 mm. Jumlah cahaya yang memasuki mata dapat berubah sekitar 30 kali lipat sebagai akibat dari perubahan pupil. Pada gambar 2. 2 mata atas, pupilnya kecil, sedangkan pada mata bawah, pupilnya besar (Guyton & Hall, 2014).


 (Sharewood, 2015)

Gambar 3 Mekanisme Akomodasi

 

Kemampuan untuk menyesuaikan kekuatan lensa dikenal sebagai akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang dikendalikan oleh otot siliaris.. Berdasarkan gambar 3, ketika otot siliaris berelaksasi, ligamentum suspensorium menegang, dan ligamentum ini menarik lensa menjadi bentuk gepeng dan kurang refraktif. Sewaktu otot ini berkontraksi, kelilingnya berkurang sehingga tegangan pada ligamentum suspensorium berkurang. Ketika tarikan ligamentum suspensorium pada lensa berkurang, lensa menjadi Iebih bulat karena elastisitas inherennya. Meningkatnya kelengkungan karena lensa menjadi lebih bulat akan meningkatkan kekuatan lensa dan lebih membelokkan berkas sinar. Pada mata normal, otot siliaris berelaksasi dan lensa menggepeng untuk melihat jauh, tetapi otot ini berkontraksi agar lensa menjadi lebih konveks dan lebih kuat untuk melihat dekat. Otot siliaris dikontrol oleh sistem saraf autonom, dengan stimulasi simpatis menyebabkan relaksasi dan stimulasi parasimpatis menyebabkannya berkontraksi (Sharewood, 2015).

Retina manusia merupakan suatu struktur yang sangat terorganisasi, dengan kemampuan untuk memulai pengolahan informasi penglihatan sebelum informasi tersebut ditransmisikan melalui nervus opticus ke korteks visual. Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh jaras-jaras penglihatan ke korteks penglihatan oksipital. Fotoreseptor kerucut dan batang terletak di lapisan terluar retina sensorik yang avaskular dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang mengawali proses penglihatan, lihat gambar 2. 4. (Fletcher, et al., 2016).


(Sharewood, 2015)

Gambar 4 Lapisan Retina

 

 

0 comments:

Posting Komentar