Anatomi dan Fisiologi Mata
A. Definisi
Mata adalah suatu bola berisi cairan yang terbungkus oleh tiga lapisan jaringan khusus. Mata
merupakan organ yang diciptakan Tuhan dan termasuk salah satu organ vital
yang penting nilainya. Manusia dapat memperoleh informasi sebanyak 80% hanya dengan melihat (Kurmaselaet al. 2013). Mata berbentuk seperti
bola, kecuali tonjolan yang
berada didepan mata yaitu tempat masuknya cahaya. Bagian luar mata terdapat sebuah lapisan putih dan kaku, keras
disebut sclera. Daerah tonjolan mata terdapat
lapisan transparan yang dilewati cahaya
disebut dengan kornea (Syaifuddin, 2012). Mata terletak dalam bantalan lemak yang
dapat meredam goncangan. Diameter bola mata manusia
± 2,5 cm. Mata dapat bekerja
secara efektif menerima
cahaya dengan rentang
intensitas yang sangat
lebar sekitar 10 milyar cahaya.
B.
Struktur Mata
Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada
retina, lalu dengan perantaraan
serabut-serabut nervus optikus,
mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak, untukditafsirkan, anatomi organ penglihatan dapat dikelompokkan menjadi
3 (tiga) bagian yaitu: (Syaifuddin, 2012)
1. Adneksa Mata
Jaringan bagian pendukung mata yang terdiri dari beberapa
bagian mata seperti :
a. Kelopak mata
Bagian pelindung bola mata karena berfungsi sebagai proteksi mekanis pada bola mata anterior yang menyebarkan air
mata ke konjungtiva dan kornea sehingga dapat mencegah mata menjadi kering.
Kelopak mata memiliki
rambut/bulu yang tumbuh tepi kelopak.
Kelopak mata memiliki
kulit yang lebih
tipis dibandingkan dengan kulit pada
bagian tubuh lainnya (Cameron et al. 2006). Kelopak mata terdiri dari jaringan fibrosa yang ditutupi kulit dan dibatasi
oleh membran mukosa. Bagian tepi
kelopak ditumbuhi rambut (bulu mata) yang mencegah masuknya
debu, serangga (Cameron
et al, 2006).
Pada kelopak
mata terdapat otot-otot
orbicularis dimana otot polos ini dipersarafi
oleh sistem saraf simpatis, sehingga jika terjadi kerusakan oleh persarafan simpatis akan terjadi ptosis
ringan. Tepi kelopak mata merupakan sambungan mukotan,
sambungan ini mengandung muara kelenjar minyak Meibom yang terletak di lempeng tarsal. Kelenjar ini
mensekresi komponen lipid dari film air mata. Bagian medial
pada kelopak mata atas dan bawah dimana
dua pungta kecil membentuk bagian awal sistem drainse lakrimal
membentuk kanalikulus komunis sebelum
memasuki sakus lakrimalis. Duktus nasolakrimalis berjalan dari sakus ke hidung.
Drainase air mata merupakan proses aktif, setiap kedipan kelopak mata akan membantu memompa air mata melalui
sistem ini (James, Chew dan Bron,
2006).
2.
Bola Mata
a.
Konjungtiva
Merupakan bagian terluar boa mata yang memiliki pembuluh
darah. Membrane mukosa (selaput
lendir) yang melapisi kelopak dan melindungi bola mata bagian luar. Konjungtiva terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu konjungtiva palpebral (melapisi kelopak mata) dan konjungtiva bulbi (menutupi bagian depan bola mata). Konjungtiva berfungsi sebagai proteksi
pada sclera dan memberi pelumas pada bola mata (Gul, 2007).
a. Kornea
Merupakan
selaput bening mata, jika mengalami kekeruhan akan sangat mengganggu
penglihatan. Jendela bening yang melindungi struktur halus yang berada dibelakangnya serta membantu
memfokuskan bayangan pada retina. Kornea
memiliki ketebalan ± 0,5 mm dan tidak
mengandung pembuluh darah (Syaifuddin, 2012). Kornea memfokuskan bayangan
dengan membiaskan atau membelokkan berkas cahaya. Besarnya pembiasan
(refraksi) bergantung pada kelengkungan permukaannya dan kecepatan cahaya pada
lensa dibandingkan pada benda
sekitar (indeks bias relatif). Indeks bias hampir konstan untuk semua kornea, tetapi kelengkungan cukup
bervariasi pada setiap orang dan berperan besar dalam gangguan
penglihatan. Kornea yang terlalu melengkung
mata akan berpenglihatan dekat, sedang jika kelengkungan pada
kornea kurang maka mata akan berpenglihatan jauh. kelengkungan yang tidak
merata akan menyebabkan astigmatisme (Cameron et al, 2006).
b. Sklera
Jaringan ikat dengan serat yang kuat berwarna putih di
bawah konjungtiva serta merupakan bagian dengan konsistensi yang relatif lebih keras untuk membentuk bola
mata (Gul, 2007). Sklera terbentuk dari serabut kolagen yang saling berkaitan dengan lebar yang berbeda-beda, terletak
diatas substansi dasar dan dipertahankan oleh
fibrolas. Ketebalan sclera bervariasi, 1 mm disekitar papil saraf optic dan 0,3 mm
tepat di posterior
insersi otot (James,
Chew dan Bron,
2006).
c. Retina
Retina merupakan mekanisme persyarafan untuk penglihatan.
Retina memuat ujung-ujung nervusoptikus bila sebuah bayangan
tertangkap (tertangkap oleh mata) maka
berkas-berkas cahaya benda yang dilihat, menembus kornea, aqueus humor, lensa dan badan vitreus guna
merangsang ujung-ujung saraf dalam retina.
Rangsangan yang diterima retina
bergerak melalui traktus optikus menuju
daerah visuil dalam otak,
untuk ditafsirkan. Kedua daerah visuil menerima berita dari kedua
mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk (Syaifuddin, 2012). Sel Kerucut
pada retina bertanggung jawab untuk penglihatan siang hari, sel-sel ini terkonsentrasi
di fovea yang bertanggung jawab untuk penglihata detail seperti membaca
huruf kecil. Sel batang berfungsi pada penglihatan malam hari, sel-sel ini sensirif terhadap cahaya dan tidak seperti sel kerucut yang memberikan
sinyal informasi panjang gelombang (warna). Sel batang menyusun sebagian
besar fotoreseptor diretina
bagian lainnya (James,
Chew dan Bron, 2006).
d. Uvea
Lapisan vascular di dalam bola mata yang terdiri dari 3
bagian yaitu iris, korpus siliar dan koroid. Iris membentuk
pupil di bagian tengahnya, suatu celah yang dapat berubah ukurannya dengan kerja otot sfingter dan dilator untuk mengontrol jumlah
cahaya yang masuk ke mata. Lapisan yang dapat bergerak untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata
.Iris memiliki lapisan batas anterior yang
tersusun dari fibroblast dan kolagen serta stroma selular dimana otot sfingter terletak
di dalamnya yang dipersarafi oleh sistem saraf parasimpatis (James et al, 2006).
Badan siliar berfungsi menghasilkan cairan yang mengisi
bilik mata, sedangkan koroid merupakan lapisan yang banyak
mengandung pembuluh darah untuk memberi
nutrisi pada bagian mata (Gul, 2007). Proses akomodasi dipengaruhi oleh M.Ciliaris,
dimana otot ini berperan untuk berkontraksi sehingga terjadi pengenduran dari Zonula zinnia yang berakibat pencembungan lensa karena elastisitasnya,
sehingga menambah kekuatan refraksinya. Otot siliaris dipersarafi oleh sistem parasimpatis (James,
Chew dan Bron, 2006). Koroid dibentuk oleh arteriol, venula dan anyaman
kapiler padat. Membrane
dasarnya dengan membrane
dasar epitel pigmen retina membentuk
membrane Bruch yang aselular berfungsi
sebagai sawar difusi antara koroid dan retina.Koroid berada diantara sclera
dan retina yang juga merupakan lapisan gelap kecoklatan, warna gelap ini berfungsi untuk mencegah refleksi
(pantulan sinar). Bagian
ini mengandung banyak pigmen
dan pembuluh darah, berfungsi sebagai penyedia nutrisi dan oksigen
(James, Chew dan Bron, 2006).
e. Pupil
Lubang
tempat cahaya masuk ke dalam mata, dimana lebarnya diatur oleh gerakan
iris. Bulatan hitam yang ada di tengah-tengah adalah pupil. Bila cahaya lemah iris akan berkontraksi dan pupil
melebar (midriasis) yang dipengaruhi
oleh saraf simpatis sehingga cahaya
yang masuk lebih banyak. Sedangkan bila cahaya
kuat iris akan berelaksasi dan pupilmengecil (miosis) sehingga cahaya yang masuk
tidak berlebihan, dipengaruhi oleh saraf parasimpatis. Pupil
sebagai pengatur kebutuhan cahaya
yang diperlukan (Gul, 2007).
f. Lensa mata
Struktur biologis
yang tidak umum. Transparan dan cekung, dengan kecekungan
terbesar berada pada sisi depan. Lensa adalah organ fokus utama, yang
membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat, menjadi bayangan yang jelas pada
retina (Syaifuddin, 2012). Lensa merupakan elemen refraktif terpenting
kedua pada mata setelah kornea, dimana lensa
disangga oleh serabut zonula yang berjalan diantara korpus siliaris dan kapsul lensa. Serabut zonula ini
metransmisikan perubahan pada otot siliaris sehingga membuat
lensa mengubah bentuk dan kekuatan
refraksinya. Pertambahan usia akan membuat serabut yang letaknya
di dalam akan kehilangan nucleus dan organel intraselulernya (James, Chew dan Bron, 2006).
3.
Rongga Orbita
Rongga tempat bola mata yang dilindungi oleh tulang-tulang
yang kokoh. Otot- otot bola mata masing-masing bola
mata mempunyai 6 (enam) buah otot yang berfungsi menggerakkan kedua bola mata secara
terkoordinasi pada saat melirik (Syaifuddin,
2012). Otot – otot mata ada enam
macam yang berfungsi sebagai penggerak
bola mata membuat gerakan bola mata bersifat ritmis dan harmonis yaitu:
a.
Musculus rektus internus (medius), otot mata yang
menggerakkan bola mata ke arah
medial
b.
Musculus rektus externus (lateralis), otot mata yang menggerakkan bola
mata ke arah lateral/temporal. Pada saat berkontraksi
menyebabkan mata menjadi axis (abduksi).
c. Musculus rektus superior, otot mata yang berfungsi menarik bola mata ke atas
d. Musculus rektus inferior, otot mata ini berfungsi menarik bola mata ke bawah
e.
Musculus oblique superior,
otot mata ini berfungsi untuk menarik bola mata ke arah nasal bawah dan menyebabkan mata berputar ke arah dalam (endorotasi)
f.
Musculus oblique inferior, berfungsi menarik bola maat ke arah nasal atas dan menyebabkan mata berputar
keluar (eksirotasi).
C.
Fisiologi
Gambar 1 Anatomi Mata
Berdasarkan gambar 1 anatomi
mata dari bagian paling luar hingga paling dalam, lapisan-lapisan
tersebut adalah sklera/kornea, koroid/badan siliaris/iris,
retina. Sebagian besar bola mata
ditutupi oleh suatu lapisan kuat jaringan
ikat, sklera, yang membentuk bagian
putih mata. Di sebelah anterior, lapisan luar terdiri dari kornea transparan, yang dapat ditembus
oleh berkas cahaya
untuk masuk ke interior mata. Lapisan tengah di bawah sklera adalah
koroid yang berpigmen banyak dan mengandung banyak pembuluh darah yang memberi
nutrisi bagi retina. Lapisan koroid
di sebelah anterior
mengalami spesialisasi membentuk
badan siliaris dan iris. Lapisan paling dalam di bawah koroid adalah retina, yang
terdiri dari lapisan berpigmen di sebelah luar dan lapisan jaringan
saraf di sebelah dalam. Lapisan
jaringan saraf mengandung sel batang dan sel kerucut,
fotoreseptor yang mengubah
energi cahaya menjadi
impuls saraf. Seperti
dinding hitam sebuah
studio foto pigmen di koroid dan retina menyerap sinar setelah sinar
mengenai retina untuk mencegah
pantulan atau pembuyaran sinar di dalam mata. Rongga posterior yang lebih besar antara lensa dan retina
mengandung bahan cair mirip gel, cairan vitreous..
Cairan vitreous membantu mempertahankan bentuk bola mata tetap bulat. Rongga anterior antara kornea
dan lensa mengandung cairan jernih encer,
cairan aqueous. Cairan aqueous
membawa nutrien bagi kornea dan lensa. Cairan
ini mengalir ke suatu kanalis di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah (Sharewood, 2015).
(Guyton & Hall, 2014)
Gambar 2 Kedalaman Fokus Lensa
Jumlah cahaya yang masuk ke
mata ditingkatan pada saat gelap dan dikurangi
pada waktu terang oleh kontrol iris.
Jumlah cahaya yang memasuki mata melalui pupil
sebanding dengan luas pupil atau kuadrat diameter pupil. Diameter pupil manusia dapat mengecil sampai 1,5 mm dan
membesar hingga 8 mm. Jumlah cahaya yang memasuki mata dapat berubah
sekitar 30 kali lipat sebagai
akibat dari perubahan pupil. Pada gambar
2. 2 mata atas, pupilnya
kecil, sedangkan pada mata bawah,
pupilnya besar (Guyton & Hall, 2014).
(Sharewood, 2015)
Gambar 3 Mekanisme Akomodasi
Kemampuan untuk menyesuaikan kekuatan lensa dikenal
sebagai akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang dikendalikan
oleh otot siliaris.. Berdasarkan gambar 3, ketika otot siliaris berelaksasi,
ligamentum suspensorium menegang, dan ligamentum ini menarik lensa menjadi
bentuk gepeng dan kurang refraktif. Sewaktu otot ini berkontraksi, kelilingnya
berkurang sehingga tegangan pada ligamentum suspensorium berkurang. Ketika tarikan
ligamentum suspensorium pada lensa berkurang, lensa menjadi Iebih bulat karena
elastisitas inherennya. Meningkatnya kelengkungan karena lensa menjadi lebih
bulat akan meningkatkan kekuatan lensa dan lebih membelokkan berkas sinar. Pada
mata normal, otot siliaris berelaksasi dan lensa menggepeng untuk melihat jauh,
tetapi otot ini berkontraksi agar lensa menjadi lebih konveks dan lebih kuat
untuk melihat dekat. Otot siliaris dikontrol oleh sistem saraf autonom, dengan stimulasi
simpatis menyebabkan relaksasi dan stimulasi parasimpatis menyebabkannya
berkontraksi (Sharewood, 2015).
Retina manusia merupakan suatu struktur yang sangat terorganisasi,
dengan kemampuan untuk memulai pengolahan informasi penglihatan sebelum
informasi tersebut ditransmisikan melalui nervus opticus ke korteks visual.
Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor mengubah rangsangan cahaya
menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh jaras-jaras penglihatan ke
korteks penglihatan oksipital. Fotoreseptor kerucut dan batang terletak di
lapisan terluar retina sensorik yang avaskular dan merupakan tempat
berlangsungnya reaksi kimia yang mengawali proses penglihatan, lihat gambar 2. 4.
(Fletcher, et al., 2016).
(Sharewood, 2015)
Gambar 4 Lapisan Retina
0 comments:
Posting Komentar